Mie Ayam Bumiayu sing sering tak tukoni

Sapa yang tidak kenal dengan racikan resep mie ayam Bumiayu, sekali mencicipinya nyong jamin sampeyan bakal mindo. Sejatinya, Kota Bumiayu menyimpan banyak ragam kuliner yang rasanya memang dijamin ketagihan. Salah satune ya nyong kiye, nyong paling demen mangan mie ayam apamaning bareng kanca-kanca ndopok.

Kuliner-kuliner yang abadi ini tidak akan kalah saing dengan kuliner modern yang saat ini sedang membanjiri Kota Kecamatan Bumiayu. Banyak memilih Bumiayu sebagai objek untuk membuka restauran dan cafe tidak lain adalah karena Bumiayu sendiri merupakan kecamatan sentral dari Brebes bagian Selatan.

Mie ayam Bumiayu sampai kapanpun saya yakini tidak akan terkalahkan, mungkin sampai nanti nyong akhire balik kampung. Karena kuliner satu ini termasuk yang ramah di kantong dan cocok untuk semua usia, asal aja kekean samble ya mbokan mencret. Wkwkwk....

Karakteristik mie ayam karangjati ini porsinya yang jumbo. Porsi jumbo ini sangat cocok bagi kamu yang memang malas makan nasi, karena sekali makan mie ayam ini kamu akan wareg tujuh turunan. Hehehe...

Pembuatnya seakan memahami porsi makan orang Bumiayu, sehingga membuat satu porsinya yang sedikit menjulang keatas sehingga daun bawangnya kadang berjatuhan karena saking jumbonya porsi mie ayam karangjati. Ditambah pada saat menyantap hidangan mie ayam jumbo ini, kamu bisa menyantap pemandangan yang asri sekaligus, jadi kenyang di perut dan kenyang di hati gaes.

Mie ayam yang dimotori oleh kang warmo ini sudah terkenal sejak penulis masih duduk dibangku SMP. Ajiblah suwenemen gaes, nyong be siki wis duwe anak kiye. Kekhasan mie ayam kang warmo ini porsinya sedang, sehingga memaksa pelanggan sing wetenge kaya karet kudu tanduk mindo. Nek ora mindo tak jamin bakalan kajogan tekan umah.

Di karangjati sendiri, ada dua bakul mie ayam yang bertengger dan mempunyai rasa yang imbang-imbang. Jadi penulis ketika menjumpai yang satu tutup, maka beralih ke yang satunya. Denger-denger informasi sih masih saudaraan, nek salah mohon maaf yah.

Kemudian kita bergeser kearah Bumiayu madan ngulon setitik. Mie ayam laren, sing anake sekolahe bareng karo nyong loh. Hehehe... Khas mie ayam kiye, kuahnya yang kental dan sedikit kuah atau biasa disebut nyemek-nyemek membuat pelanggan benar-benar menikmati rempah-rempah yang ada didalamnya. Eh zaman Belanda sih wis ana wong dodolan Mie Ayam apa hurung yah?

Agak menarik salah siji mie ayam kiye sing mangkal didepan SMPN 1 Pagojengan. Dengan toping ceker ayam, pelanggan jadi lebih bersemangat dalam menjilati jari jemari ceker tersebut. Porsi yang disajikan disini tidak terlalu jumbo tapi juga tidak sedang, sehingga pas untuk wong sing pengin makan mie ayam tapi ora pengin lemu.

Kemudian yang terakhir adalah mie ayam di jatisawit ini berlokasi di pasar cilik. Informasinya mie ayam ini masih cabang dari mie ayam unsoed yang ada di dukuhturi. Namun ketika penulis menyantapnya agak sedikit berbeda dari cabang utamanya. Mie ayam ini kuahnya sedikit kental, dan dengan olahan mie yang empuk dan lurus. Biasanya saya menyantapnya setelah berbelanja dari dalam pasar cilik dan kemudian dengan lahap menyantapnya.

Pada intinya Mie Ayam Bumiayu ini mengandung resep yang sangat ajaib yang mampu menyihir pembelinya untuk kembali lagi dan melahap untuk kedua kalinya dan seterusnya. Penulis sendiri memang hoby sekali meyantap mie ayam. Sebetulnya banyak pedagang mie ayam yang sudah penulis cobain. Namun hanya 5 tempat ini yang bisa penulis sampaikan.

Pokoknya anda tidak akan menyesali membeli mie ayam bumiayu ketika anda melewati kota kecil kami ini. Mulai dari pintu gerbang talok sampai keluar di damsari, mie ayam disini membuat selera makan yang tadinya hilang langsung seketika muncul lagi hanya dari aromanya saja.

Begitulah kira-kira kehebatan mie ayam bumiayu yang sangat legend ini dan mampu menyihir setiap pelanggan yang melahapnya. Okey wis, nyong pan mangan mie ayam disit kesusu melar kiye.

Terus nek makan mie ayam jangan sampai lupa dengan gorengan dage yang semakin memperlengkap suasana romantisnya.